12/12/2008

AMIN RAIS


Prof. Dr. H. Amien Rais (lahir di Solo, Jawa Tengah, 26 April 1944; umur 64 

tahun) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR 

periode 1999 - 2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil 

Pemilu 1999 pada bulan Oktober 1999.

Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat akhir 

pemerintahan Presiden Soeharto sebagai salah satu orang yang kritis terhadap 

kebijakan-kebijakan Pemerintah. Setelah partai-partai politik dihidupkan lagi 

pada masa pemerintahan Presiden Habibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan 

Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PAN dari saat 

PAN berdiri sampai tahun 2005.

Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai "King Maker". Julukan itu merujuk 

pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang 

Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara 

partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999.Awal karir

Lahir di Solo pada 26 April 1944, Amien dibesarkan dalam keluarga aktivis 

Muhammadiyah yang fanatik. Orangtuanya, aktif di Muhammadiyah cabang 

Surakarta. Masa belajar Amien banyak dihabiskan di luar negeri. Sejak lulus 

sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, 

Yogyakarta pada 1968 dan lulus Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan 

Kalijaga, Yogyakarta (1969), ia melanglang ke berbagai negara dan baru 

kembali tahun 1984 dengan menggenggam gelar master (1974) dari Universitas 

Notre Dame, Indiana, dan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Chicago, 

Illinois, Amerika Serikat.

Kembali ke tanah air, Amien kembali ke kampusnya, Universitas Gadjah Mada 

sebagai dosen. Ia bergiat pula dalam Muhammadiyah, ICMI, BPPT, dan beberapa 

organisasi lain. Pada era menjelang keruntuhan Orde Baru, Amien adalah 

cendekiawan yang berdiri paling depan. Tak heran ia kerap dijuluki Lokomotif 

Reformasi.Terjun ke politik

Akhirnya setelah terlibat langsung dalam proses reformasi, Amien membentuk 

Partai Amanat Nasional (PAN) pada 1998 dengan platform nasionalis terbuka. 

Ketika hasil pemilu 1999 tak memuaskan bagi PAN, Amien masih mampu bermain 

cantik dengan berhasil menjadi ketua MPR.

Posisinya tersebut membuat peran Amien begitu besar dalam perjalanan politik 

Indonesia saat ini. Tahun 1999, Amien urung maju dalam pemilihan presiden. 

Tahun 2004 ini, ia maju sebagai calon presiden dan meraih hampir 15% suara 

nasional.

Pada 2006 Amien turut mendukung evaluasi kontrak karya terhadap PT. Freeport 

Indonesia. Setelah terjadi Peristiwa Abepura, Kepala Badan Intelijen Negara 

(BIN) Syamsir Siregar secara tidak langsung menuding Amien Rais dan LSM 

terlibat dibalik peristiwa ini. Tapi hal ini kemudian dibantah kembali oleh 

Syamsir Siregar. [1]

Pada Mei 2007 ia mengaku bahwa semasa kampanye pemilihan umum presiden pada 

tahun 2004 ia menerima dana nonbujeter Departemen Perikanan dan Kelautan dari 

Menteri Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri sebesar Rp200 juta sekaligus 

menuduh bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden lainnya turut 

menerima dana dari departemen tersebut, termasuk pasangan Susilo Bambang 

Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil 

presiden

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ekspresi merupakan estetika terindah setelah keindahan estetik TUHAN. karenanya ekspresikan setiap apayang kau lihat, dengar, ucap dan rasa agar kau merasakan kehadiran TUHAN