Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 14 Agustus 1945; umur 63
tahun) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI.Pendidikan
Ia meniti pendidikan di SR Muhammadiyah, Sorkam (Tapanuli Tengah). Ia juga
belajar di SR Nasrani, Medan (Sumatera Utara). Setelah menamatkan di SMP
Perguruan Tinggi Cikini (Jakarta), ia melanjutkannya ke SMA Kanisius
(Jakarta). Ia lulus Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Pascasarjana
Doktoral Universitas Gadjah Mada.Organisasi
Pada 1966, ia menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas
Indonesia (KAMI-UI) dan LASKAR AMPERA Arief Rahman Hakim. Pada 1967-1968, ia
menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada
1968, ia aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis
Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pada 1969-1970, ia menjabat
Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, ia turut mendirikan Forum
Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, PMKRI, PMII, dan
HMI) dengan nama Kelompok Cipayung. Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus
Besar HMI.
Pada 1973, ia turut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia atau
disingkat KNPI. Pada 1978, ia turut mendirikan Angkatan Muda Pembaruan
Indonesia atau disingkat AMPI, yang kemudian menjabat Ketua Dewan Pimpinan
Pusat AMPI (1978-1980). Pada 1983-1988, ia menjabat Wakil Sekretaris Jenderal
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Pada 1988-1993, ia menjadi anggota Dewan
Pembina DPP Golkar. Pada 1993-1998, ia menjabat Sekretaris Dewan Pembina
Golkar. Ia menjabat Ketua Umum Partai Golkar pada periode 1998-2004.Karier
Pemerintahan dan Politik
Pada 1977-1988, ia menjadi anggota FKP DPR-RI yang mewakili Provinsi Jawa
Timur. Pada 1982-1983, ia menjabat Wakil Sekretaris FKP DPR. Pada 1987-1992
dan 1992-1997, ia menjabat Sekretaris FKP-MPR dan anggota Badan Pekerja
MPR-RI. Akbar pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada
periode 1988-1993, Menteri Negara Perumahan Rakyat (1993-1998), Menteri
Negara Perumahan dan Pemukiman (1998). Pada 1997-1998, ia menjabat Wakil
Ketua FKP MPR. Ia menjabat Menteri Sekretaris Negara (1998-1999). Pada
1997-1999, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR dan Wakil Ketua PAH II Badan
Pekerja MPR. Pada 1999-2004, ia menjabat Ketua DPR-RI.
Semasa menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ia pernah menjadi sorotan
publik ketika lolos dari jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima
permohonan kasasinya. Hal ini sekaligus memungkinkannya ikut serta sebagai
calon presiden dalam Pemilu 2004, namun ia akhirnya tidak dicalonkan
partainya sendiri karena dikalahkan oleh Wiranto dalam Konvensi Calon
Presiden Golkar. Selanjutnya Akbar Tanjung juga kehilangan jabatan sebagai
ketua Umum Partai Golkar setelah dikalahkan oleh Jusuf Kalla yang telah
menjadi Wakil Presiden, seterusnya belajar di Universitas Gadjah Mada dan
mendirikan Akbar Tanjung Institute.Akbar memiliki seorang istri bernama
Krisnina Maharani dan pernikahannya telah dianugerahi empat orang anak,
semuanya perempuan.Pada 2002-2003, ia menjabat President of AIPO (Asean Inter
Parliamentary Organization). Pada 2003-2004, ia menjabat President of PUOICM
(Parliamentary Union of OIC Members).
tahun) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI.Pendidikan
Ia meniti pendidikan di SR Muhammadiyah, Sorkam (Tapanuli Tengah). Ia juga
belajar di SR Nasrani, Medan (Sumatera Utara). Setelah menamatkan di SMP
Perguruan Tinggi Cikini (Jakarta), ia melanjutkannya ke SMA Kanisius
(Jakarta). Ia lulus Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Pascasarjana
Doktoral Universitas Gadjah Mada.Organisasi
Pada 1966, ia menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas
Indonesia (KAMI-UI) dan LASKAR AMPERA Arief Rahman Hakim. Pada 1967-1968, ia
menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada
1968, ia aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis
Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Pada 1969-1970, ia menjabat
Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, ia turut mendirikan Forum
Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, PMKRI, PMII, dan
HMI) dengan nama Kelompok Cipayung. Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus
Besar HMI.
Pada 1973, ia turut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia atau
disingkat KNPI. Pada 1978, ia turut mendirikan Angkatan Muda Pembaruan
Indonesia atau disingkat AMPI, yang kemudian menjabat Ketua Dewan Pimpinan
Pusat AMPI (1978-1980). Pada 1983-1988, ia menjabat Wakil Sekretaris Jenderal
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Pada 1988-1993, ia menjadi anggota Dewan
Pembina DPP Golkar. Pada 1993-1998, ia menjabat Sekretaris Dewan Pembina
Golkar. Ia menjabat Ketua Umum Partai Golkar pada periode 1998-2004.Karier
Pemerintahan dan Politik
Pada 1977-1988, ia menjadi anggota FKP DPR-RI yang mewakili Provinsi Jawa
Timur. Pada 1982-1983, ia menjabat Wakil Sekretaris FKP DPR. Pada 1987-1992
dan 1992-1997, ia menjabat Sekretaris FKP-MPR dan anggota Badan Pekerja
MPR-RI. Akbar pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada
periode 1988-1993, Menteri Negara Perumahan Rakyat (1993-1998), Menteri
Negara Perumahan dan Pemukiman (1998). Pada 1997-1998, ia menjabat Wakil
Ketua FKP MPR. Ia menjabat Menteri Sekretaris Negara (1998-1999). Pada
1997-1999, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR dan Wakil Ketua PAH II Badan
Pekerja MPR. Pada 1999-2004, ia menjabat Ketua DPR-RI.
Semasa menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ia pernah menjadi sorotan
publik ketika lolos dari jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima
permohonan kasasinya. Hal ini sekaligus memungkinkannya ikut serta sebagai
calon presiden dalam Pemilu 2004, namun ia akhirnya tidak dicalonkan
partainya sendiri karena dikalahkan oleh Wiranto dalam Konvensi Calon
Presiden Golkar. Selanjutnya Akbar Tanjung juga kehilangan jabatan sebagai
ketua Umum Partai Golkar setelah dikalahkan oleh Jusuf Kalla yang telah
menjadi Wakil Presiden, seterusnya belajar di Universitas Gadjah Mada dan
mendirikan Akbar Tanjung Institute.Akbar memiliki seorang istri bernama
Krisnina Maharani dan pernikahannya telah dianugerahi empat orang anak,
semuanya perempuan.Pada 2002-2003, ia menjabat President of AIPO (Asean Inter
Parliamentary Organization). Pada 2003-2004, ia menjabat President of PUOICM
(Parliamentary Union of OIC Members).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ekspresi merupakan estetika terindah setelah keindahan estetik TUHAN. karenanya ekspresikan setiap apayang kau lihat, dengar, ucap dan rasa agar kau merasakan kehadiran TUHAN