RIWAYAT SINGKAT PENULIS
Menurut bintang, penulis dilahirkan pada rasi Gemini, yaitu
tanggal 6 Juni, tahun 1943, ketika bumi Indonesia masih
dalam asuhan "saudara tuanya," yang kemudian sesudah dibom
atoom, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Amerika dan
sekutunya. Saya dilahirkan tanggal enam, bulan yang keenam
pada hari keenam jam enam pagi. Apakah pembaca percaya itu
ataukah tidak, terserah, tetapi begitulah yang dituliskan
oleh bapak pendeta ketika mempermandikan saya pada tanggah
27 Nopember 1949 di Pekalongan. Saya anak Kristen, tetapi
jelas bukan Kristen abangan, sebab pada tahun 1936 ayah
saya, Izaak Hendrik, telah lulus dari Kweekschool van het
Leger Des Heils Bandung, yaitu sekolah Opsir, atau sekolah
pendeta dari sekte Bala Keselamatan, masih termasuk mashab
Methodist - Inggris.
Oleh karena sejak kecil saya sudah harus membaca Injil, maka
akhirnya saya mahir dalam menghapal dan mengetahui ayat-ayat
Injil, seperti para pendeta dan calon pendeta pada umumnya.
Meskipun ayah saya pengikut faham Protestan, tetapi saya
disekolahkan di sekolah Katolik, yaitu pada waktu di S.R.
tiga tahun lamanya, S.M.P. dua tahun lamanya, dan di S.M.A.
setahun pula. Selebihnya saya bersekolah di sekolahan
Kristen (Protestan maksudnya). Dalam sekolah Katolik saya
harus pula mempelajari agama Katolik, sebab disana, andaikan
murid itu pandai sekalipun bila vak agama (Katolik tentunya)
mendapat angka 5, tidak akan ia dinaikkan kelasnya. Waktu
saya duduk dikelas dua S.M.P., saya dikeluarkan, karena saya
menentang pateer Paulinos yang mengajarkan Sejarah Dunia,
yang dalam menerangkan tentang Reformasi, banyak sekali saya
rasakan menyinggung kenyataan yang saya peroleh dalam agama
Protestan. Didalam kehidupan saya dalam agama Kristen, saya
merasakan amat bahagia, sebab saya adalah seorang diantara
sekian banyak orang yang telah diselamatkan oleh Yesus juru
selamat saya, Anak Allah yang telah turun kedunia mati ganti
dosa-dosa kita. Saya sangat fanatik pada agama saya, sebab
negeri saya, (Timor Kupang) 95% Kristen, lagi pula banyak
paman-paman saya yang menjabat penetua, yaitu
pendeta-pendeta kecil didesa disamping ayah sayapun adalah
seorang pendeta. Itulah makanya saya pernah bermukim setahun
lamanya dalam sekolah pendeta jalan Kramat Raya 55 Jakarta,
yaitu kira-kira tahun 1962. Islam bagi saya adalah bukan
suatu agama. Islam itu kolot, Islam identik dengan Arab,
sedangkan Arab itu kikir. Agama Islam tidak memperoleh
keselamatan Illahi, sebab tidak mengakui Yesus sebagai
anakNya yang tersalib ganti dosa dan salah kita. Ia, bila
hendak sembahyang harus berteriak-teriak dahulu, dan mencuci
kaki serta meminum air bekas cuciannya, alangkah kotornya.
Islam itu kejam, mengacaukan negara kita, mau pula merubah
dasar negara kita menjadi negara Islam, dan untuk itu ia
memberontak.
Menurut bintang, penulis dilahirkan pada rasi Gemini, yaitu
tanggal 6 Juni, tahun 1943, ketika bumi Indonesia masih
dalam asuhan "saudara tuanya," yang kemudian sesudah dibom
atoom, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Amerika dan
sekutunya. Saya dilahirkan tanggal enam, bulan yang keenam
pada hari keenam jam enam pagi. Apakah pembaca percaya itu
ataukah tidak, terserah, tetapi begitulah yang dituliskan
oleh bapak pendeta ketika mempermandikan saya pada tanggah
27 Nopember 1949 di Pekalongan. Saya anak Kristen, tetapi
jelas bukan Kristen abangan, sebab pada tahun 1936 ayah
saya, Izaak Hendrik, telah lulus dari Kweekschool van het
Leger Des Heils Bandung, yaitu sekolah Opsir, atau sekolah
pendeta dari sekte Bala Keselamatan, masih termasuk mashab
Methodist - Inggris.
Oleh karena sejak kecil saya sudah harus membaca Injil, maka
akhirnya saya mahir dalam menghapal dan mengetahui ayat-ayat
Injil, seperti para pendeta dan calon pendeta pada umumnya.
Meskipun ayah saya pengikut faham Protestan, tetapi saya
disekolahkan di sekolah Katolik, yaitu pada waktu di S.R.
tiga tahun lamanya, S.M.P. dua tahun lamanya, dan di S.M.A.
setahun pula. Selebihnya saya bersekolah di sekolahan
Kristen (Protestan maksudnya). Dalam sekolah Katolik saya
harus pula mempelajari agama Katolik, sebab disana, andaikan
murid itu pandai sekalipun bila vak agama (Katolik tentunya)
mendapat angka 5, tidak akan ia dinaikkan kelasnya. Waktu
saya duduk dikelas dua S.M.P., saya dikeluarkan, karena saya
menentang pateer Paulinos yang mengajarkan Sejarah Dunia,
yang dalam menerangkan tentang Reformasi, banyak sekali saya
rasakan menyinggung kenyataan yang saya peroleh dalam agama
Protestan. Didalam kehidupan saya dalam agama Kristen, saya
merasakan amat bahagia, sebab saya adalah seorang diantara
sekian banyak orang yang telah diselamatkan oleh Yesus juru
selamat saya, Anak Allah yang telah turun kedunia mati ganti
dosa-dosa kita. Saya sangat fanatik pada agama saya, sebab
negeri saya, (Timor Kupang) 95% Kristen, lagi pula banyak
paman-paman saya yang menjabat penetua, yaitu
pendeta-pendeta kecil didesa disamping ayah sayapun adalah
seorang pendeta. Itulah makanya saya pernah bermukim setahun
lamanya dalam sekolah pendeta jalan Kramat Raya 55 Jakarta,
yaitu kira-kira tahun 1962. Islam bagi saya adalah bukan
suatu agama. Islam itu kolot, Islam identik dengan Arab,
sedangkan Arab itu kikir. Agama Islam tidak memperoleh
keselamatan Illahi, sebab tidak mengakui Yesus sebagai
anakNya yang tersalib ganti dosa dan salah kita. Ia, bila
hendak sembahyang harus berteriak-teriak dahulu, dan mencuci
kaki serta meminum air bekas cuciannya, alangkah kotornya.
Islam itu kejam, mengacaukan negara kita, mau pula merubah
dasar negara kita menjadi negara Islam, dan untuk itu ia
memberontak.
NUBUATAN DANIEL TENTANG ISLAM
Didalam kitab Nabi Daniel dapat kita menjumpainya pada pasal
2 ayat 44-45: "Maka pada zaman raja-raja oleh Allah di
surga, akan diadakan suatu kerajaan, yang pada
selama-lamanya tiada dapat dibinasakan. Maka kerajaan itu
tiada kuserahkan kepada salah satu bangsa lain, dan dia
itupun akan menghancurkan dan meniadakan segala kerajaan
itu, tetapi ia sendiri akan kekal sampai selama-lamanya.
Maka itulah sebabnya, tuanku melihat sebuah batu gunung
gugur dengan sendirinya dengan tiada tulungan tangan, lalu
dihancur luluhkannya besi dan tembaga, dan tanah liat, dan
perak dan emas. Bahwa Allah ta'ala sudah memaklumkan kepada
tuanku, barang yang akan jadi pada kemudian hari, bahwa
sesungguhnya inilah mimpi tuanku itu, dan tentulah
takbirnya.
Umumnya bapa-bapa Gereja dan Ulama-ulama Islam hampir
sepaham bahwa kerajaan besar yang menggantikan kerajaan
Babilonia, menguasai daerah-daerah bebas kekuasaannya di
timur tengah ialah Persia, kemudian Macedonia, Assyria,
kemudian Romawi. Tetapi kerajaan kelima yang berupa
"Campuran besi dan tanah liat" dan "Kerajaan keenam" yang
penutup, yang berupa "Batu gunung" yang menghancurkan itu
dalam penafsirannya terbit perbedaan paham diantara mereka.
Pemimpin-pemimpin Gereja bersikeras menafsirkan bahwa yang
dimaksud dengan batu gunung ialah kerajaan Kristus. Tetapi
harus diingat, bahwa kerajaan Kristus sudah 16 abad lamanya
mereka tunggu-tunggu, atau mungkin sudah 20 abad lamanya
belum juga datang. Siapakah kerajaan yang "lain daripada
kerajaan terdahulunya" yang telah muncul sesudah kejatuhan
Romawi? Jawabnya ialah: Kerajaan Islam. Jikalau pada tahun
426 M kerajaan Rum Barat tokh akhirnya jatuh juga, maka pada
sekitar tahun 612 M bangkitlah kerajaan Islam dan mulai
mengembangkan sayapnja. Sejak dari Jabal El Tarik di Spanyol
sampai ke Pasai, bahkan Demak dan Rembang di Indonesia.
Tentaranya bagaikan badai taupan mengamuk menghancurkan
kerajaan kafir terdahulunya, sehingga lenyaplah mereka
seperti "debu yang diterbangkan angin."
Didalam kitab Nabi Daniel dapat kita menjumpainya pada pasal
2 ayat 44-45: "Maka pada zaman raja-raja oleh Allah di
surga, akan diadakan suatu kerajaan, yang pada
selama-lamanya tiada dapat dibinasakan. Maka kerajaan itu
tiada kuserahkan kepada salah satu bangsa lain, dan dia
itupun akan menghancurkan dan meniadakan segala kerajaan
itu, tetapi ia sendiri akan kekal sampai selama-lamanya.
Maka itulah sebabnya, tuanku melihat sebuah batu gunung
gugur dengan sendirinya dengan tiada tulungan tangan, lalu
dihancur luluhkannya besi dan tembaga, dan tanah liat, dan
perak dan emas. Bahwa Allah ta'ala sudah memaklumkan kepada
tuanku, barang yang akan jadi pada kemudian hari, bahwa
sesungguhnya inilah mimpi tuanku itu, dan tentulah
takbirnya.
Umumnya bapa-bapa Gereja dan Ulama-ulama Islam hampir
sepaham bahwa kerajaan besar yang menggantikan kerajaan
Babilonia, menguasai daerah-daerah bebas kekuasaannya di
timur tengah ialah Persia, kemudian Macedonia, Assyria,
kemudian Romawi. Tetapi kerajaan kelima yang berupa
"Campuran besi dan tanah liat" dan "Kerajaan keenam" yang
penutup, yang berupa "Batu gunung" yang menghancurkan itu
dalam penafsirannya terbit perbedaan paham diantara mereka.
Pemimpin-pemimpin Gereja bersikeras menafsirkan bahwa yang
dimaksud dengan batu gunung ialah kerajaan Kristus. Tetapi
harus diingat, bahwa kerajaan Kristus sudah 16 abad lamanya
mereka tunggu-tunggu, atau mungkin sudah 20 abad lamanya
belum juga datang. Siapakah kerajaan yang "lain daripada
kerajaan terdahulunya" yang telah muncul sesudah kejatuhan
Romawi? Jawabnya ialah: Kerajaan Islam. Jikalau pada tahun
426 M kerajaan Rum Barat tokh akhirnya jatuh juga, maka pada
sekitar tahun 612 M bangkitlah kerajaan Islam dan mulai
mengembangkan sayapnja. Sejak dari Jabal El Tarik di Spanyol
sampai ke Pasai, bahkan Demak dan Rembang di Indonesia.
Tentaranya bagaikan badai taupan mengamuk menghancurkan
kerajaan kafir terdahulunya, sehingga lenyaplah mereka
seperti "debu yang diterbangkan angin."
NABI MUHAMMAD DALAM KITAB ORANG HINDU
Kalau pembicaraan-pembicaraan kita tadi, hanya tersimpul
dalam Taurat Musa, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka
khusus mengenai Muhammad ini, terpaksa kami, akan membuka
buku-buku suci yang lainnya pula, seperti kitab Weda, kitab
suci ummat Hindu yang usianya sudah 2.500 tahun lamanya,
sejak lahirnya Sang Sidharta Gautama (623 - 543 SM), bahkan
mungkin lebih lama lagi. (Hindu usianya lebih tua daripada
Budha, sedangkan Sidharta Gautama adalah pembawa agama
Budha). Didalam kitab Weda konon ada tertulis: "Hai sekalian
manusia, dengarkanlah berita penting ini. Nanti aku
bangunkan seorang laki laki yang terpuji diantara manusia."
Laki-laki terpuji dalam bahasa Arab disebutkan "Muhammad."
Meskipun tafsiran ini mungkin benar, tetapi saya kira belum
ada kekuatan sama sekali, sebab dalam masa 2.500 tahun itu
telahl banyak bermunculan laki-laki terpuji dan orang-orang
gagah seperti Selon, Zarahudza, Socrates, Aristoteles,
Iskandar Zulkarnain, Yesus, Darius yang Agung, Napoleon,
Hitler dan masih seribu nama lagi barangkali. Untuk kita
mengetahui , "laki-laki terpuji yang mana yang dimaksudkan,"
maka baiklah kini kita baca dalam kitab Beha Pesiyaporana
(kitab Hindu) yang bunyinya:
"Pada masa itu datanglah seorang laki-laki dari tanah Arab
namanya Akhmad bergelarkan Muhammad, dan dia akan
mendapatkan penolong-penolong. Hai orang-orang Arab, hai
tuan-tuan seluruh alam ini, kepada engkaulah taqdis
(penghormatan)Ku yang suci. Hai orang-orang yang mengadakan
beberapa jalan yang banyak untuk membinasakan sekalian
syaithan, dan dunia ini, kepada engkaulah taqdisKu."
Suatu keterangan berharga, yang sayangnya tetap tersembunyi,
sebab adanya peraturan kasta-kasta, dimana yang berhak
membaca Weda hanyalah kaum Brahmana saja, sedangkan bagi
orang diluar Brahmana, sangat tabu, apalagi bagi kasta Paria
dan Sudra, bila saja membaca Weda atau mendengarkan
ayat-ayatnya sekalipun, dapatlah ia dihukum mati. Mereka,
kaum Brahmana kuatir, kalau-kalau kasta lainnya
diperbolehkan membaca Weda, akan jatuhlah martabat dirinya,
bahkan mungkin akan pula terbuka beberapa ajaran-ajarannya
yang salah, sama seperti juga mengapa ummat Katolik sampai,
dewasa ini belum "mempunyai Injil-injil yang lengkap,"
selain daripada hanya katekesmus dan Jubilate belaka.
Kalau pembicaraan-pembicaraan kita tadi, hanya tersimpul
dalam Taurat Musa, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka
khusus mengenai Muhammad ini, terpaksa kami, akan membuka
buku-buku suci yang lainnya pula, seperti kitab Weda, kitab
suci ummat Hindu yang usianya sudah 2.500 tahun lamanya,
sejak lahirnya Sang Sidharta Gautama (623 - 543 SM), bahkan
mungkin lebih lama lagi. (Hindu usianya lebih tua daripada
Budha, sedangkan Sidharta Gautama adalah pembawa agama
Budha). Didalam kitab Weda konon ada tertulis: "Hai sekalian
manusia, dengarkanlah berita penting ini. Nanti aku
bangunkan seorang laki laki yang terpuji diantara manusia."
Laki-laki terpuji dalam bahasa Arab disebutkan "Muhammad."
Meskipun tafsiran ini mungkin benar, tetapi saya kira belum
ada kekuatan sama sekali, sebab dalam masa 2.500 tahun itu
telahl banyak bermunculan laki-laki terpuji dan orang-orang
gagah seperti Selon, Zarahudza, Socrates, Aristoteles,
Iskandar Zulkarnain, Yesus, Darius yang Agung, Napoleon,
Hitler dan masih seribu nama lagi barangkali. Untuk kita
mengetahui , "laki-laki terpuji yang mana yang dimaksudkan,"
maka baiklah kini kita baca dalam kitab Beha Pesiyaporana
(kitab Hindu) yang bunyinya:
"Pada masa itu datanglah seorang laki-laki dari tanah Arab
namanya Akhmad bergelarkan Muhammad, dan dia akan
mendapatkan penolong-penolong. Hai orang-orang Arab, hai
tuan-tuan seluruh alam ini, kepada engkaulah taqdis
(penghormatan)Ku yang suci. Hai orang-orang yang mengadakan
beberapa jalan yang banyak untuk membinasakan sekalian
syaithan, dan dunia ini, kepada engkaulah taqdisKu."
Suatu keterangan berharga, yang sayangnya tetap tersembunyi,
sebab adanya peraturan kasta-kasta, dimana yang berhak
membaca Weda hanyalah kaum Brahmana saja, sedangkan bagi
orang diluar Brahmana, sangat tabu, apalagi bagi kasta Paria
dan Sudra, bila saja membaca Weda atau mendengarkan
ayat-ayatnya sekalipun, dapatlah ia dihukum mati. Mereka,
kaum Brahmana kuatir, kalau-kalau kasta lainnya
diperbolehkan membaca Weda, akan jatuhlah martabat dirinya,
bahkan mungkin akan pula terbuka beberapa ajaran-ajarannya
yang salah, sama seperti juga mengapa ummat Katolik sampai,
dewasa ini belum "mempunyai Injil-injil yang lengkap,"
selain daripada hanya katekesmus dan Jubilate belaka.
NABI MUHAMMAD DALAM KITAB NABI MALAKHI
Didalam kitab Nabi Malakhi pasal 3 :1: 2 dinyatakan:
"Bahwasanya Aku menyuruhkan utusanku, yang menyediakan jalan
dihadapan haderatku, dan dengan segera akan datang, kepada
ka'abahnya Tuhan, yang kamu rindukan itu. Bahwasanya ia akan
datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Tetapi
siapakah gerangan akan menderita hari kedatangannya? Dan
siapa tahan berdiri apabila kelihatanlah dia? Karena iapun
akan seperti api pandai emas dan akan seperti sabun binara."
"Akan datang seorang utusan," yang seperti nyala api dan
sabun binara. Kedatangannya dengan membawa anasir-anasir
yang panas, keras seperti sabun binara. Ia tidak datang
seperti Yesus yang lembut dan "sunyi senyapnya." Iapun tidak
bersikap selemah lembut Yesus, yang mengasuh ummat seperti
seekor induk ayam mengumpulkan dan menaungi anak-anaknya.
Alangkah penyabarnya Yesus ini. Tetapi akan orang yang
datang sesudah Yesus itu? Dengan panas seperti panasnya api
pandai emas jua ia membakar bumi Arabia bahkan sampai ke
ujung Hispanola dengan seruan jihadnya yang sangat
menggetarkan hati lawan lawannya: "Allahu Akbar."
Didalam kitab Nabi Malakhi pasal 3 :1: 2 dinyatakan:
"Bahwasanya Aku menyuruhkan utusanku, yang menyediakan jalan
dihadapan haderatku, dan dengan segera akan datang, kepada
ka'abahnya Tuhan, yang kamu rindukan itu. Bahwasanya ia akan
datang, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Tetapi
siapakah gerangan akan menderita hari kedatangannya? Dan
siapa tahan berdiri apabila kelihatanlah dia? Karena iapun
akan seperti api pandai emas dan akan seperti sabun binara."
"Akan datang seorang utusan," yang seperti nyala api dan
sabun binara. Kedatangannya dengan membawa anasir-anasir
yang panas, keras seperti sabun binara. Ia tidak datang
seperti Yesus yang lembut dan "sunyi senyapnya." Iapun tidak
bersikap selemah lembut Yesus, yang mengasuh ummat seperti
seekor induk ayam mengumpulkan dan menaungi anak-anaknya.
Alangkah penyabarnya Yesus ini. Tetapi akan orang yang
datang sesudah Yesus itu? Dengan panas seperti panasnya api
pandai emas jua ia membakar bumi Arabia bahkan sampai ke
ujung Hispanola dengan seruan jihadnya yang sangat
menggetarkan hati lawan lawannya: "Allahu Akbar."
NABI MUHAMMAD DALAM KITAB ORANG PARSI
Selainnya dari Weda, nama Muhammad dapat pula kita jumpai
dalam kitab orang Parsi. Kita baca umpamanya dalam Kitab
Datasir 14, berkatalah Susan, Nabi orang Parsi: "Apabila
orang-orang Parsi sudah terjerumus dalam budi pekerti yang
begitu rendah,"'maka seorang akan lahir ditanah Arab" yang
pengikut-pengikutnya membalikkan takhta kerajaan agama dan
segala barang mereka itu. Seseorang yang berkepala batu yang
amat berkuasa di Parsi akan dihalaukan. Rumah yang didirikan
itu, dimana berhala-berhala banyak terdapat disitu akan
disucikan daripada berhala-berhala itu, dan banyak
orang-orang akan menjalankan shalatnya dengan menghadap
mukanya ke ka'abah. Pengikut-pengikutnya akan menawan
kota-kota Persi, Taush dan Bulhuh serta lain-lain tempat
besar sekelilingnya. Rakyat akan kacau menjadi satu, dan
orang pandai-pandai di tanah Persi akan menggabungkan diri
dengannya."
Alangkah tepatnya nubuatan ini, yang digenapi pada tahun 17
Hijrah atau Mei 638M didalam pemerintahan Khalifah Umar bin
Khaththab pasukan-pasukan Islam menyerbu ke Persia, dan
gugurlah takhta kerajaan orang Persi. Rajanya yang
kejam-melarikan diri ke Asyria meminta suaka. Hal ini tepat
29 tahun sesudah kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. Heran,
heran benar saya jadinya kalau Kraemer, doctor orientalis
barat menuliskan keadaan Muhammad sebagai "seorang yang
kurang Ilmu" - "pawang unta" - "Muhammad yang tidak pernah
melihat Qur'an yang sekarang ini." (Apakah Yesus dan Paulus
juga sudah melihat Injil yang seperti sekarang ini
Doctor???). Yang kemudian, oleh pengikut-pengikutnya
dikhayalkan Muhammad pernah naik ke surga. "Qur'an adalah
hanya karangan Muhammad yang dipaksakan kepada
pengikut-pengikutnya, berisi jiplakan Perjanjian Lama yang
bersifat sajak yang kadang kadang sangat pelong bunyinya dan
dibuat-buatnya saja" (supaya lebih puas, bagaimana dan
sampai dimana penilaian Dr. Kraemer, baiklah dibaca saja
buku "Agama Islam" karangan Dr. Kraemer, yang diterbitkan
oleh BPK Kwitang 22 Jakarta terbitan tahun 1953).
Selainnya dari Weda, nama Muhammad dapat pula kita jumpai
dalam kitab orang Parsi. Kita baca umpamanya dalam Kitab
Datasir 14, berkatalah Susan, Nabi orang Parsi: "Apabila
orang-orang Parsi sudah terjerumus dalam budi pekerti yang
begitu rendah,"'maka seorang akan lahir ditanah Arab" yang
pengikut-pengikutnya membalikkan takhta kerajaan agama dan
segala barang mereka itu. Seseorang yang berkepala batu yang
amat berkuasa di Parsi akan dihalaukan. Rumah yang didirikan
itu, dimana berhala-berhala banyak terdapat disitu akan
disucikan daripada berhala-berhala itu, dan banyak
orang-orang akan menjalankan shalatnya dengan menghadap
mukanya ke ka'abah. Pengikut-pengikutnya akan menawan
kota-kota Persi, Taush dan Bulhuh serta lain-lain tempat
besar sekelilingnya. Rakyat akan kacau menjadi satu, dan
orang pandai-pandai di tanah Persi akan menggabungkan diri
dengannya."
Alangkah tepatnya nubuatan ini, yang digenapi pada tahun 17
Hijrah atau Mei 638M didalam pemerintahan Khalifah Umar bin
Khaththab pasukan-pasukan Islam menyerbu ke Persia, dan
gugurlah takhta kerajaan orang Persi. Rajanya yang
kejam-melarikan diri ke Asyria meminta suaka. Hal ini tepat
29 tahun sesudah kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. Heran,
heran benar saya jadinya kalau Kraemer, doctor orientalis
barat menuliskan keadaan Muhammad sebagai "seorang yang
kurang Ilmu" - "pawang unta" - "Muhammad yang tidak pernah
melihat Qur'an yang sekarang ini." (Apakah Yesus dan Paulus
juga sudah melihat Injil yang seperti sekarang ini
Doctor???). Yang kemudian, oleh pengikut-pengikutnya
dikhayalkan Muhammad pernah naik ke surga. "Qur'an adalah
hanya karangan Muhammad yang dipaksakan kepada
pengikut-pengikutnya, berisi jiplakan Perjanjian Lama yang
bersifat sajak yang kadang kadang sangat pelong bunyinya dan
dibuat-buatnya saja" (supaya lebih puas, bagaimana dan
sampai dimana penilaian Dr. Kraemer, baiklah dibaca saja
buku "Agama Islam" karangan Dr. Kraemer, yang diterbitkan
oleh BPK Kwitang 22 Jakarta terbitan tahun 1953).
NABI MUHAMMAD DALAM PERJANJIAN LAMA
Didalam perjanjian lama, kita dapat pula menjumpai tentang
Muhammad ini, misalnya dalam kitab Ulangan 18 :18 yang
bunyinya:
"Maka pada masa itu berfirmanlah Allah kepadaku, benarlah
perkataan mereka itu. Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka
itu seorang Nabi diantara segala saudara-saudaranya yang
seperti engkau ya Musa. dan Aku akan memberikan segala
firmanKu dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan segala
yang Kusuruh akan dia."
Dalam ayat ini dijelaskan akan kedatangan seorang Nabi yang
sebesar Nabi Musa, yang datangnya dari antara
saudara-saudara Nabi Musa. Allah sudah terlalu kesal
terhadap pembangkangan bangsa Israel. Itulah sebabnya Allah
tidak lagl akan membangkitkan Nabi-nabinya dari keturunan
Israel (Yahudi) tetapi dari pada saudara Israel, yaitu Arab.
Ini kuat, sebab kalau ditarik garis keturunan yang lurus,
maka Nabi Musa adalah keturunan Ishak, sedangkan Nabi
Muhammad adalah keturunan Ismail. Ishak dan Ismail adalah
dua bersaudara anak Ibrahim. Hal ini ditegaskan pula dalam
kitab (Taurat Musa) Ulangan 33: 1-3 yang bunyinya:
1. Bermula, maka inilah berkat yang telah diberikan Musa
khalil Allah pada Bani Israil dahulu daripada matinya.
2. Maka katanya: "Tuhan telah datang dari Thursina, dan
telah terbit bagi mereka itu dari Seir. Kelihatanlah ia
gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir
dengan Bukit Kades. Maka pada kanannya adalah tiang api bagi
mereka itu."
3. Bagaimana dikasihinya akan mereka itu, yaitu segala suku
bangsa itu, segala kesuciannya dalam tangannya, dan mereka
itu duduk dikakinya masing-masing akan mendapat
perkataannya.
Didalam ayat 1 dijelaskan akan hikmah ini, suatu berkat,
suatu kebahagiaan yang diberikan oleh Musa khalil Allah
untuk Bani Israil. Ayat ke-2 membicarakan lebih jauh isi
dari hikmak ini, yaitu tentang tiga tempat: Thursina, Seir
dan Paran. Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa a.s.
mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah, Seir
menyebutkan suatu bukit ditanah Kanaan yang dalam hal ini
menunjukkan dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni
di Baitlahim, sedangkan tempat ketiga "Paran" namanya adalah
menunjukkan di mana Nabi Muhammad akan lahir, sebab Paran
itulah nama Mekkah yang aslinya. Pada tempat ketiga akan
muncul seseorang. Siapakah Dia? Yaitu yang datang hampir
atau mendekati Kades yang artinya Baitullah. Alangkah
hebatnya tiang yang muncul dari Paran ini, yaitu Tiang Api,
(suatu kesalahan lagi. Dalam Perjanjian Lama berbahasa
Belanda disebutkan bukan tiang api, tetapi Hukum Api
(Vuurwet) suatu unsur yang sanggup dan akan dapat
membinasakan unsur-unsur kimia apapun didepannya, apakah ia
baja sekalipun. Jadi yang dimaksud dengan tiang atau hukum
api, ialah sudah tentu munculnya suatu agama atau keyakinan
yang sendi-sendinya sangat kuat, sebagaimana tiang api
itupun kuat. Agama apakah yang muncul dari Paran? Tidak ada
duanya, selain agama Islam yang mempunyia 4 sendi yang kokoh
yaitu Tauhid (Keesaan Tuhan), Ibadah (sembahyang dan puasa
serta haji), Muamalah (cinta sesama manusia, sosialis yang
merata), dan Akhlak (budi luhur manusia).
Ayat ke-3 selanjutnya menggambarkan betapa bangsa itu lalu
dikasihi oleh Allah, serta berkenan menerima
perkataan-perkataan dari Dia, yang muncul dari Mekkah
(Paran) itu. Kesimpulan yang diperoleh dari seluruh tafsiran
ini, ialah: ,"Dari Mekkah akan datang Nabi itu, yaitu Nabi
Muhammad s.a.w."
Didalam perjanjian lama, kita dapat pula menjumpai tentang
Muhammad ini, misalnya dalam kitab Ulangan 18 :18 yang
bunyinya:
"Maka pada masa itu berfirmanlah Allah kepadaku, benarlah
perkataan mereka itu. Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka
itu seorang Nabi diantara segala saudara-saudaranya yang
seperti engkau ya Musa. dan Aku akan memberikan segala
firmanKu dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan segala
yang Kusuruh akan dia."
Dalam ayat ini dijelaskan akan kedatangan seorang Nabi yang
sebesar Nabi Musa, yang datangnya dari antara
saudara-saudara Nabi Musa. Allah sudah terlalu kesal
terhadap pembangkangan bangsa Israel. Itulah sebabnya Allah
tidak lagl akan membangkitkan Nabi-nabinya dari keturunan
Israel (Yahudi) tetapi dari pada saudara Israel, yaitu Arab.
Ini kuat, sebab kalau ditarik garis keturunan yang lurus,
maka Nabi Musa adalah keturunan Ishak, sedangkan Nabi
Muhammad adalah keturunan Ismail. Ishak dan Ismail adalah
dua bersaudara anak Ibrahim. Hal ini ditegaskan pula dalam
kitab (Taurat Musa) Ulangan 33: 1-3 yang bunyinya:
1. Bermula, maka inilah berkat yang telah diberikan Musa
khalil Allah pada Bani Israil dahulu daripada matinya.
2. Maka katanya: "Tuhan telah datang dari Thursina, dan
telah terbit bagi mereka itu dari Seir. Kelihatanlah ia
gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir
dengan Bukit Kades. Maka pada kanannya adalah tiang api bagi
mereka itu."
3. Bagaimana dikasihinya akan mereka itu, yaitu segala suku
bangsa itu, segala kesuciannya dalam tangannya, dan mereka
itu duduk dikakinya masing-masing akan mendapat
perkataannya.
Didalam ayat 1 dijelaskan akan hikmah ini, suatu berkat,
suatu kebahagiaan yang diberikan oleh Musa khalil Allah
untuk Bani Israil. Ayat ke-2 membicarakan lebih jauh isi
dari hikmak ini, yaitu tentang tiga tempat: Thursina, Seir
dan Paran. Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa a.s.
mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah, Seir
menyebutkan suatu bukit ditanah Kanaan yang dalam hal ini
menunjukkan dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni
di Baitlahim, sedangkan tempat ketiga "Paran" namanya adalah
menunjukkan di mana Nabi Muhammad akan lahir, sebab Paran
itulah nama Mekkah yang aslinya. Pada tempat ketiga akan
muncul seseorang. Siapakah Dia? Yaitu yang datang hampir
atau mendekati Kades yang artinya Baitullah. Alangkah
hebatnya tiang yang muncul dari Paran ini, yaitu Tiang Api,
(suatu kesalahan lagi. Dalam Perjanjian Lama berbahasa
Belanda disebutkan bukan tiang api, tetapi Hukum Api
(Vuurwet) suatu unsur yang sanggup dan akan dapat
membinasakan unsur-unsur kimia apapun didepannya, apakah ia
baja sekalipun. Jadi yang dimaksud dengan tiang atau hukum
api, ialah sudah tentu munculnya suatu agama atau keyakinan
yang sendi-sendinya sangat kuat, sebagaimana tiang api
itupun kuat. Agama apakah yang muncul dari Paran? Tidak ada
duanya, selain agama Islam yang mempunyia 4 sendi yang kokoh
yaitu Tauhid (Keesaan Tuhan), Ibadah (sembahyang dan puasa
serta haji), Muamalah (cinta sesama manusia, sosialis yang
merata), dan Akhlak (budi luhur manusia).
Ayat ke-3 selanjutnya menggambarkan betapa bangsa itu lalu
dikasihi oleh Allah, serta berkenan menerima
perkataan-perkataan dari Dia, yang muncul dari Mekkah
(Paran) itu. Kesimpulan yang diperoleh dari seluruh tafsiran
ini, ialah: ,"Dari Mekkah akan datang Nabi itu, yaitu Nabi
Muhammad s.a.w."
NABI MUHAMMAD DALAM KITAB NABI YESAYA
Kitab Nabi Yesaya pasal 41 ayat 1-4 bunyinya:
1. Berdiam dirilah kamu hai sekalian pulau, hendaklah segala
bangsa memperbaharui kuat dan kuasanya, serta datang kemari,
hendaklah mereka itu memutuskan hukum. Kami hendak
bersama-sama datang hampir akan berhukum.
2. Siapa gerangan yang, sudah membangkitkan Dia dari musyrik
dan bertemu dengan segala kebenaran pada segala langkahnya?
Siapa Dia, yang menyerahkan segala orang-orang kafir
dihadapan haderatnya dan akan memberikan kuasa atas segala
raja-raja dan menyerahkan mereka seperti duli dan kepada
busurnya seperti jerami diterbangkan angin?
3. Pada masa diusirnya mereka itu? Dengan selamat juga ia
terus kepada jalan yang belum pernah dilangkahinya,
4. Siapa gerangan sudah mengadakan dan membuat dia, sambil
memanggil segala bangsa asal mulanya. Aku ini Tuhan yang
pertama, maka Aku ini yang kemudian sama saja.
Didalam kutipan tadi, juga dijelaskan lagi, betapa nabi itu
akan mengadakan peperangan dan akan mengalahkan orang orang
dan raja-raja kafir sekalipun. Didalam ayat ke-3
diceriterakan betapa Nabi itu harus, "Hijrah" ke tanah yang
belum pernah dijejakinya, dengan selamat. Hal ini
mengingatkan kita kepada "Hijrah Rasulullah" dari Mekkah ke
Medinah dengan selamat. Ayat ke-2 menceriterakan bagaimana
Muhammad mengalahkan raja-raja dan orang-orang kafir hanya
sebagai duli yang diterbangkan angin, serta
anakpanah-anakpanah lawan yang seolah-olah hanya jerami
belaka, artinya tidak sampai melumpuhkan Muhammad dan
tentaranya. Yesus belum pernah melakukan peperangan selama
hidupnya. Sebab doktrin Yesus kita kenal yaitu: Bila
ditempeleng pipi kiri berikanlah pula pipi yang kanan, dan
cintailah sesamamu manusia, bahkan musuhmu juga. Dengan
doktrin ini Yesus tidak mungkin akan mengadakan
peperangan-peperangan dan serbuan, apalagi Yesus bukankah
pernah mengatakan, bahwa kerajaannya bukanlah di dunia ini?
(Yahya 18: 36)
Kitab Nabi Yesaya pasal 41 ayat 1-4 bunyinya:
1. Berdiam dirilah kamu hai sekalian pulau, hendaklah segala
bangsa memperbaharui kuat dan kuasanya, serta datang kemari,
hendaklah mereka itu memutuskan hukum. Kami hendak
bersama-sama datang hampir akan berhukum.
2. Siapa gerangan yang, sudah membangkitkan Dia dari musyrik
dan bertemu dengan segala kebenaran pada segala langkahnya?
Siapa Dia, yang menyerahkan segala orang-orang kafir
dihadapan haderatnya dan akan memberikan kuasa atas segala
raja-raja dan menyerahkan mereka seperti duli dan kepada
busurnya seperti jerami diterbangkan angin?
3. Pada masa diusirnya mereka itu? Dengan selamat juga ia
terus kepada jalan yang belum pernah dilangkahinya,
4. Siapa gerangan sudah mengadakan dan membuat dia, sambil
memanggil segala bangsa asal mulanya. Aku ini Tuhan yang
pertama, maka Aku ini yang kemudian sama saja.
Didalam kutipan tadi, juga dijelaskan lagi, betapa nabi itu
akan mengadakan peperangan dan akan mengalahkan orang orang
dan raja-raja kafir sekalipun. Didalam ayat ke-3
diceriterakan betapa Nabi itu harus, "Hijrah" ke tanah yang
belum pernah dijejakinya, dengan selamat. Hal ini
mengingatkan kita kepada "Hijrah Rasulullah" dari Mekkah ke
Medinah dengan selamat. Ayat ke-2 menceriterakan bagaimana
Muhammad mengalahkan raja-raja dan orang-orang kafir hanya
sebagai duli yang diterbangkan angin, serta
anakpanah-anakpanah lawan yang seolah-olah hanya jerami
belaka, artinya tidak sampai melumpuhkan Muhammad dan
tentaranya. Yesus belum pernah melakukan peperangan selama
hidupnya. Sebab doktrin Yesus kita kenal yaitu: Bila
ditempeleng pipi kiri berikanlah pula pipi yang kanan, dan
cintailah sesamamu manusia, bahkan musuhmu juga. Dengan
doktrin ini Yesus tidak mungkin akan mengadakan
peperangan-peperangan dan serbuan, apalagi Yesus bukankah
pernah mengatakan, bahwa kerajaannya bukanlah di dunia ini?
(Yahya 18: 36)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ekspresi merupakan estetika terindah setelah keindahan estetik TUHAN. karenanya ekspresikan setiap apayang kau lihat, dengar, ucap dan rasa agar kau merasakan kehadiran TUHAN